Dua Dosen UMG Raih Hibah Kemenristek Dikti

GRESIK-Dua dosen Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) berhasil mendapatkan hibah pengabdian masyarakat dari Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi pada 2020. Mereka adalah Dosen Program Studi Akuakultur Fakultas Pertanian, Farikhah dan Mu’minatus Sholichah dari Program Studi Akuntansi  Fakultas Ekonomi.

oke-UMG-A-1068x601.jpg (132 KB)

Bertajuk Revitalisasi dan Peningkatan Pengetahuan Tentang Abnormalitas Benih Bagi Pembenih Ikan Lele Dumbo di Gresik dan Jombang, dua dosen UMG itu berhasil mengajak dua mitra untuk meningkatkan hasil produksi ikan lele dumbo. Dua mitra yang digerakkan yakni pengusaha pembenihan ikan lele dumbo skala rumah tangga.  Pertama, yaitu usaha pembenihan ‘Solikan’ di Kabupaten Jombang. Kedua  yakni usaha pembenihan ikan lele “Satrio” di Desa Cermekidul Kabupaten Gresik.

“Kami mengajarkan abnormalitas sirip pektoral ikan lele karena kelainan morfologis ini belum diketahui oleh Pembenih ikan dan belum disadari pula keberadaannya.  Kami jelaskan penyebab terjadinya, tipe-tipenya, dan dampaknya bagi kegiatan pembudidayaan ikan lele dumbo, yang secara umum dapat menurunkan produktivitas ikan,” kata Farikhah.

Setelah itu, Farikhah melakukan pendampingan dan pembiasaan kepada kedua Mitra tentang penanganan ikan-ikan abnormal.   Mereka memantau kondisi benih-benih ikan yang mereka produksi, dengan mengambil 30 ekor benih  per hari sebagai sampel, selanjutnya sampel itu diteliti bentuk sirip pektoral satu per satu, lalu mencatatnya di buku harian.

Berdasarkan pengamatan harian yang mereka lakukan selama empat bulan berturut-turut sejak bulan Juni hingga September 2020, diketahui bahwa ternyata sifat abnormal sirip pektoral juga dijumpai dalam kegiatan pembenihan mitra.  “Ada temuan penting sekaligus sebagai penguat keyakinan para mitra bahwa benih mereka belum bebas dari abnormalitas,” jelas Farikhah.  Benih mereka mengandung sejumlah abnormalitas, khususnya abnormalitas sirip pektoral.  Sikap waspada, pemantauan rutin dan penindakan yang serius terhadap ikan-ikan abnormal, dapat menekan laju perkembangan dan penyebaran karakter abnormalitas, baik yang terkait dengan abnormalitas sirip pektoral maupun abnormalitas lainnya secara umum.

Melalui kegiatan ini, mitra semakin sadar bahwa kolamnya belum bebas dari ikan abnormal.  Diharapkan, mitra terus menurunkan persentase abnormal hingga ke level 0 dengan cara selalu siaga sehingga ketia menemukan ikan abnormal, Mitra perlu segera membuang atau memisahkannya dari populasi.  Apabila ini dapat terjadi,  maka diharapkan mutu benih ikan yang dihasilkan oleh mitra meningkat sehingga memiliki daya saing yang lebih tinggi dan berujung pada peningkatan nilai jual benih ikan yang diproduksi mitra.

Sirip pektoral pada ikan, atau lebih dikenal dengan sirip dada, adalah sepasang sirip yang terletak di samping kiri dan kanan tubuh ikan.  Pada ikan lele, sirip pektoral terletak persis di pangkal operkulum atau organ penutup insang.  Pada ikan lele, sirip pektoral selain berperan sebagai organ gerak pengatur keseimbangan renang ikan di kolom air, sebagai senjata pertahanan diri sebab mengandung duri tajam yang dikenal sebagai patil.  Secara umum hilangnya sirip pektoral dari seekor ikan, dapat menurunkan daya hidup, menurunkan laju pertumbuhan, meningkatkan kasio konversi pakan, dan berkorelasi dengan cacat bawaan lainnya.

Sementara itu, dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi Mu’minatus Sholichah mengatakan, pentingnya pencatatan keuangan bagi sebuah usaha apabila suatu usaha tersebut ingin maju dan lebih besar ke depannya.  “Pencatatan keuangan yang wajib diketahui dan perlu disusun oleh Pembenih yaitu yaitu buku kas, buku hutang, buku piutang, buku pembelian, buku penjualan, neraca keuangan, laporan rugi-laba, dan arus kas,” jelasnya. (han)

Sumber : https://radargresik.jawapos.com/lifestyle/28/11/2020/dua-dosen-umg-raih-hibah-kemenristek-dikti/