Silaturahim dan Halal Bihalal UMG, PP Ingatkan Komitmen Civitas pada Muhammadiyah

Gresik - Universitas Muhammadiyah Gresik mengadakan acara Silaturahim dan Halal Bihalal dengan seluruh civitasnya dalam rangka Lebaran, Rabu (19/05). Acara ini dilakukan secara hybrid menggabungkan daring dan luring demi tetap mematuhi protokol kesehatan yang masih berlaku di Indonesia. Secara luring, acara ini dilaksanakan di Hall Sang Pencerah Universitas Muhammadiyah Gresik dengan dihadiri oleh jajaran rektorat, dekanat, kepala biro dan kaprodi Universitas Muhammadiyah Gresik serta perwakilan undangan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, serta Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gresik. Sedangkan secara daring, acara difasilitasi menggunakan aplikasi Zoom Meeting dan diikuti seluruh dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan Universitas Muhammadiyah Gresik. 

Pada acara Silaturahmi ini, juga diisi dengan Kajian Silaturahim yang disampaikan oleh Prof. Syafiq Mughni, M.A., Ph.D., yang merupakan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan juga Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI. Rektor Universitas Muhammadiyah Gresik, Dr. Eko Budi Leksono, S.T., M.T., memberikan sambutan awal sekaligus mewakili jajaran pimpinan menyampaikan permohonan maaf pada seluruh civitas akademik Universitas Muhammadiyah Gresik terutama jika terdapat kesalahan dalam satu tahun terakhir, mulai dari Lebaran sebelumnya hingga saat ini baik kesalahan yang disengaja maupun tidak. Dr. Eko, demikian dirinya akrab disapa, juga menyampaikan bahwa acara Silaturahim dalam momen berlebaran ini merupakan budaya yang pasti dilakukan di Universitas Muhammadiyah Gresik setiap tahunnya.

“Dalam momen ini, marilah kita saling memaafkan. Kalau di hari-hari yang lalu ada salah mohon dimaafkan, sehingga hubungan kita akan menjadi baik dan kita akan mampu menjadi tim yang lebih kuat untuk menyelesaikan PR yang ada. Jika kita bekerja sama, membentuk tim yang kuat, saya rasa semua akan bisa teratasi dan hasil juga InsyaAllah akan lebih baik sehingga UMG bisa maju dan bisa berkarya lebih banyak lagi,” paparnya.  

Hal senada juga disampaikan Prof. Mughni dalam pembahasan Kajian Silaturahim yang diberikan. Prof. Mughni memaparkan bahwa Ramadan berarti pembakaran, maka seluruh dosa dan sifat rendah kita akan dibakar habis dengan semua ibadah yang kita lakukan dan kita akan menjadi suci kembali dan dari situlah kita mendaki, sebagaimana kata Syawal yang artinya mendaki. Prof. Mughni berharap dengan momen ini, seluruh civitas akademik Universitas Muhammadiyah Gresik akan lebih bersemangat, bekerja sama dalam memajukan kampus serta memajukan persyarikatan. 

Dalam kajiannya, Prof. Mughni juga menyampaikan bahwa kegiatan halal bihalal dalam Muhammadiyah bukanlah sesuatu yang bid’ah ataupun diharamkan. Menurut Prof. Mughni pada tahun 1926, majalah Suara Muhammadiyah telah memunculkan istilah “Alal Bahalal”, sehingga dapat disimpulkan bahwa meskipun istilah halal bihalal diperkenalkan oleh KH Wahab Chasbullah pada tahun 1948, istilah ini sebetulnya sudah pernah dimunculkan sebelumnya oleh Suara Muhammadiyah. Maka, Muhammadiyah bukan termasuk golongan yang membid’ahkan kegiatan halal bihalal meskipun memang Rasulullah SAW tidak pernah melakukan kegiatan semacam ini pada bulan Syawal. Halal bihalal dalam pemahaman Muhammadiyah termasuk ke dalam muamalah hubungan antar manusia, sebagaimana dalam Islam saling memaafkan merupakan perbuatan yang sangat dianjurkan. 

“Sehingga dalam momen ini, kita sebagai warga UMG harus menjadikan sebagai suatu momentum untuk memperkokoh tiga hal. Yang pertama memperkokoh komitmen kita terhadap ideologi Muhammadiyah, memperkuat komitmen terhadap lembaga atau amal usaha, serta memperkokoh komitmen pada budaya organisasi,” paparnya. 

Memperkokoh komitmen ideologi berarti sebagai warga Muhammadiyah, para civitas akademik Universitas Muhammadiyah Gresik diminta untuk memahami paham-paham yang ada di Muhammadiyah, sekaligus mengamalkan sehingga akan terbentuk pribadi Muhammadiyah. Dengan memperkokoh komitmen ideologi Muhammadiyah, diharapkan seluruh civitas akan mampu bersinergi dengan baik sehingga tidak hanya kelihatan rukun namun sesungguhnya tercerai berai. Memperkuat komitmen terhadap lembaga berarti meningkatkan komitmen terhadap Universitas Muhammadiyah Gresik sebagai amal usaha Muhammadiyah. Prof. Mughni mengambil contoh di negara Korea Selatan, para pejabat dan pengusaha rela dipotong gajinya untuk diserahkan pada negara untuk membantu kesejahteraan masyarakat kecil. Disini, para pejabat dan pengusaha tersebut rela memberikan sebagian pendapatannya dikarenakan mereka telah mempercayai negaranya, yakin bahwa uang tersebut tidak akan disalahgunakan untuk kepentingan pribadi ataupun golongan. Maka menjadi penting untuk meningkatkan komitmen pada lembaga sehingga akan tercipta kepercayaan pada lembaga ataupun amal usaha.

Sedangkan memperkokoh budaya organisasi yakni membangun dan meningkatkan budaya yang ada dalam sebuah organisasi. Prof. Mughni mengatakan bahwa Muhammadiyah dapat menjadi organisasi yang besar, aktif dan tertata dengan baik karena memiliki budaya organisasi yang baik. Misalnya, dalam Muhammadiyah ada budaya untuk tidak saling berebut mendapatkan jabatan atau posisi pemimpin, sehingga pemilihan pemimpin akan selalu berjalan dengan baik dan tanpa konflik, atau budaya saling tolong menolong dalam organisasi. 

“Budaya-budaya seperti inilah yang akan memberi identitas pada organisasi beserta orang-orang didalamnya. Budaya semacam ini yang membuat lancar dan organisasi dapat berjalan dengan baik. Kita akan sukses mensucikan jiwa kita jika kita selalu mendekat pada Allah dan menjalin hubungan yang baik dengan sesama manusia. Hablum Minallah dan Hablum Minannas,” pungkasnya mengakhiri Kajian. (Humas UMG)

hb1.jpg (260 KB)

hb 2.jpg (225 KB)\

hb 3.jpg (204 KB)

hb 4.jpg (202 KB)