Gresik - Universitas Muhammadiyah Gresik mengadakan Kuliah Umum dengan mengambil topik “Pengembangan PTM Berkemajuan dan Berperadaban”, Selasa (16/02). Kuliah umum yang dilaksanakan secara luring di Hall Sang Pencerah Universitas Muhammadiyah Gresik dan secara daring dengan menggunakan aplikasi Zoom meeting ini mengundang Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Dr. H. Fauzan, M.Pd., sebagai pembicara. Kuliah umum ini dihadiri oleh seluruh dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan Universitas Muhammadiyah Gresik. Turut hadir secara luring seluruh jajaran Rektorat dan pejabat tinggi di lingkungan Universitas Muhammadiyah Gresik.
Pada kuliah umum ini, Dr. Fauzan menggarisbawahi bahwa yang harus dilakukan dalam memajukan perguruan tinggi Muhammadiyah adalah dengan menciptakan diplomat-diplomat kecil yang akan menjadi brosur hidup. Brosur hidup inilah yang nantinya akan menjadi juru bicara bagi Universitas. Juru bicara ini bertujuan untuk membangun trust, kepercayaan, ditengah-tengah masyarakat. Untuk memajukan perguruan tinggi maka seluruh civitas akademika, baik dosen maupun tenaga kependidikan harus melayani mahasiswa dan pihak eksternal dengan baik, sehingga akan terbangun kepercayaan masyarakat kepada perguruan tinggi, terutama perguruan tinggi Muhammadiyah. Dr. Fauzan mengingatkan bahwa kepercayaan masyarakat adalah modal yang tidak akan terkikis jika telah terbangun dengan baik. Menurutnya telah banyak contoh universitas-universitas besar yang akhirnya runtuh dan kehilangan nama besarnya karena pondasi ini tidak terbentuk dengan baik.
Dr. Fauzan menyebutkan menurut Alm. Malik Fajar, Rektor Universitas Muhammadiyah Malang terdahulu, dalam perjalanan sebuah universitas, terdapat tiga fase yang harus dilalui dimana ketiganya merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Ketiga fase tersebut adalah fase pertumbuhan, perubahan dan pembaharuan. Dalam fase pertumbuhan ada banyak sektor yang harus diperkuat dalam sebuah universitas, terutama adalah orang-orang yang ada di lingkungan universitas tersebut. Fase selanjutnya adalah perubahan. Dr. Fauzan menjelaskan perlunya fase perubahan ini ialah karena perguruan tinggi diharapkan kehadirannya untuk menjawab tantangan menjadi leading sector dalam perubahan, maka jangan sampai perguruan tinggi terkena wabah perubahan, maka kehadirannya sendiri adalah untuk menjawab terjadinya perubahan tersebut.
“Perubahan merupakan tanda adanya kehidupan. Untuk dikatakan hidup sesuatu harus melakukan pergerakan dan perubahan adalah salah satu tanda kita masih bergerak. Perubahan, baik kecil maupun besar, material maupun immaterial adalah tanda bahwa sebuah institusi itu hidup dan melakukan gerakan,” jelasnya.
Fase yang terakhir yakni pembaharuan. Dalam pembaharuan ini terdapat beberapa konsolidasi penting yang harus dilakukan, yakni konsolidasi idiil, strukturil dan sarana prasarana. Konsolidasi idiil yakni menata niat, menata komitmen serta meluruskan semangat. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan pengajian, yang bertujuan untuk mengingatkan seluruh civitas bahwa dengan bekerja di Universitas Muhammadiyah, sejatinya juga adalah merupakan bentuk pengabdian kepada Muhammadiyah, hal penting tapi seringkali terlupakan. Konsolidasi idiil inilah nantinya yang akan membentuk tanggung jawab dari seluruh civitas kampus. Konsolidasi strukturil yakni merapatkan barisan, menata sumber daya manusia. Sedangkan konsolidasi sarana prasarana berarti semua elemen yang ada, semua civitas, khususnya pejabat harus memiliki kemampuan detektif dan kemampuan menganalisa, sehingga nantinya akan dapat muncul pikiran-pikiran kreatif yang akan menjadi sebuah pembaharuan di institusi.
Dr. Fauzan menambahkan, jika semua ini telah dilaksanakan, maka Universitas Muhammadiyah Gresik akan mampu menjadi lebih besar dan lebih baik di masa yang akan datang. Menurutnya, Universitas Muhammadiyah Gresik memiliki potensi untuk meningkatkan kompetensi hingga nanti dapat besar juga seperti halnya Universitas Muhammadiyah Malang tempatnya mengabdi sebagai Rektor. (Humas UMG)