GRESIK – Dalam kajian rutin mingguan Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) yang digelar pada Senin, 28 Juli 2025 ba’da Shalat Dhuhur berjamaah di Masjid Faqih Usman UMG, Wakil Rektor III UMG Harunur Rosyid, S.T., M.Kom., Ph.D memantik kesadaran sivitas akademika UMG lewat tema kajian “Risalah Islam Berkemajuan: Akal dan Ilmu Pengetahuan.”
Kajian ini menyoroti pentingnya posisi akal sebagai anugerah Ilahi yang wajib dimanfaatkan secara optimal, baik untuk memahami wahyu (ayat qauliyah) maupun realitas alam semesta (ayat kauniyah). Menurut Harunur, agama yang tidak melibatkan akal dalam proses pemahaman hanya akan menumbuhkan dogmatisme, yang justru menyempitkan makna dan keunggulan ajaran Islam.
“Akal dan ilmu pengetahuan bukan hanya pelengkap, tapi fondasi dalam memahami Islam secara utuh,” tegasnya.
Lebih jauh, beliau menegaskan bahwa penggunaan akal secara sehat dan kritis akan melahirkan ilmu pengetahuan yang logis dan sistematis, yang menjadi modal besar umat manusia untuk meraih kemajuan dan meningkatkan kualitas hidup. Ilmu juga melahirkan teknologi yang berdampak nyata bagi pembangunan peradaban.
Kajian ini menegaskan bahwa ilmu pengetahuan dan agama bukan dua kutub yang bertentangan, melainkan dua entitas yang saling menguatkan. Harunur mencontohkan bagaimana Ilmu Hisab digunakan dalam menentukan kalender Islam. Pendekatan ilmiah seperti ini bukan hanya mempermudah umat, tapi juga meredam perbedaan dan konflik pemahaman di masyarakat.
Beliau juga mengutip firman Allah dalam Q.S. Hud [11]: 61, yang menegaskan bahwa manusia diberi mandat untuk memakmurkan bumi melalui peran kekhalifahan—yang tak mungkin tercapai tanpa penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Lebih lanjut, Harunur menegaskan bahwa semakin luas ilmu pengetahuan seseorang, semakin terbuka pemahamannya terhadap keunggulan Islam. Sebaliknya, minimnya ilmu akan membuat keberagamaan seseorang sempit dan stagnan.
“Ilmu membantu kita beragama lebih baik, khususnya ketika teks keagamaan tidak secara eksplisit menyebutkan setiap persoalan. Di sinilah ilmu bekerja sebagai penuntun,” ujarnya.
Dalam konteks Islam Berkemajuan, nilai-nilai tauhid, ibadah, ilmu, dan khilafah menjadi fondasi epistemologis yang mengarahkan pengembangan ilmu dan teknologi secara manusiawi. Nilai ishlah (transformasi sosial) menjadi dasar aksiologis untuk menciptakan masyarakat Islam yang berkeadaban.
Kajian ini ditutup dengan penekanan bahwa ilmu pengetahuan memiliki dua fungsi utama dalam kehidupan:
Membantu manusia memahami persoalan hidup dan mengambil keputusan yang lebih maju.
Membantu manusia beragama dengan lebih baik dan kontekstual.
Melalui kajian ini, UMG sekali lagi menegaskan posisinya sebagai kampus Islam berkemajuan yang terus mendorong integrasi antara agama dan sains, dalam upaya mencetak generasi unggul, berwawasan luas, dan siap menghadapi tantangan zaman.
“Tanpa ilmu, agama bisa jadi sempit. Dengan ilmu, Islam justru bersinar dan menginspirasi dunia.”
📌 Informasi lebih lanjut:
🌐 Website: www.umg.ac.id
📱 Instagram: @um_gresik
📺 YouTube: Unmuhgresikofficial