Gresik, Stadium General pada gelaran Wisuda XL Universitas Muhammadiyah Gresik Tahun Akademik Ganjil 2021-2022 yang disampaikan oleh Prof. Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed. Beliau merupakan Guru besar Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus menjabat sebagai Sekretaris Umum PP Muhammadiyah.
Beliau menyampaikan bahwa lulusan di era milenial diharapkan menjadi intelektual intelektual muda yang paham akan dasar keagamaan. Intelektual atau cendekiawan dimana menggunakan kecerdasannya untuk bekerja, belajar, membayangkan, menggagas atau menyoal dan menjawab persoalan tentang berbagai gagasan.
Anak anak muda harus menjadi ilmuwan yang kritis, bukan hanya mengikuti perkembangan arus da tren yang ada. Mereka harus mempunyai suatu keyakinan dan cita cita tinggi sehingga bisa menjadi agen perubahan yang baik serta dapat bermanfaat bagi banyak masyarakat.
Ada 4 jenjang dalam menetapkan standar keilmuan yakni ilmuwan, intelektual, ideolog, hingga ulama. Yang pertama adalah ilmuwan, ilmuwan adalah orang yang ahli atau memiliki pengetahuan dalam suatu ilmu. Guru besar UIN syarif Hidayatullah ini berpesan lulusan Universitas Muhammadiyah Gresik jangan hanya menjadi ilmuwan, namun ada beberapa tambahan tambahan pemahaman yang dapat menjadikan seseorang berada tahap diatas ilmuwan, yakni intelektual.
Mahasiswa sebagai intelektual muda, dimana mahasiswa adalah kaum terdidik yang dibina agar nantinya mampu menggantikan pemimpin kita yang ada saat ini, baik di lembaga, instansi negara maupun daerah. Maka dari itu, mahasiswa adalah bagian dari perguruan tinggi untuk dibina dan ditambah lagi wawasannya sesuai bidang kemampuannya agar dapat diterapkan untuk bangsa dan negara.
“Diatasnya intelektual ada ideolog, seorang ideolog memiliki keilmuan yang tinggi dan ilmunya dijadikan sebagai landasan pada prinsip hidupnya. Apa yang menjadi keyakinannya akan menjadi isme” tutur beliau.
Dihadapan para lulusan, Prof Mu’ti memberi pesan kepada ratusan kawan millenial berprestasi. Beliau menjelaskan bahwasanya pemuda pemuda muhammadiyah lulusan UMG diharapkan bisa menjadi contoh bagi sekitarnya, bahkan menjadi seorang ulama. Ulama yang dapat mengangkat harkat dan martabat manusia dengan ilmu dan tanggung jawab.
Ulama menjadi referensi bagi semua orang untuk mendapatkan pencerahan terkait ilmu pengetahuan agama dan dasar. Para alumni UMG dapat mengambil 3 peran yang terakhir, ilmuan, intelektual dan ideologi bahkan ulama sebagai puncak tertinggi pencapaian ilmu pengetauan.
Pada akhir orasinya beliau menuturkan tren dunia pendidikan tinggi saat ini, dimana ada gejala dunia pendidikan di orientasikan pada dunia pekerjaan. Orientasi justru merendahkan ilmu karena ilmu tidak bisa menjadi sub koordinat dari sebuah ilmu.
“Mental harus menjadi seorang ilmuan sehingga menjadi intelektual, berfikir aktif dan inovatif dalam setiap pekerjaanya. Sehingga bisa melahirkan Enterpreneur-entrepreneur muda yang bisa mengembangkan usaha usaha baru” imbuh pria kelahiran kota kudus ini.
Pesan beliau kepada seluruh lulusan UMG periode ini, agar tidak hanya terpaku untuk menjadi seorang pekerja, namun juga harus menjadi penggerak ekonomi bangsa dengan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri serta bisa menggandeng anak anak muda yang lainnya untuk produktif (HUMAS UMG).