FENOMENA LATO-LATO, BEBAS GADGET TAPI SUARA BIKIN KAGET

Oleh : Fitri Ayu Fatmawati, S.Pd, M.Pd

Kaprodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini UMG

 

Permainan lato-lato menjadi tren dikalangan anak Indonesia. Permainan ini dimainkan oleh berbagai kalangan tidak terkecuali anak usia dini mulai usia 3-4 tahun mereka sudah mahir dalam memainkan permainan lato-lato. Permainan lato-lato sendiri merupakan permainan tradisional yang saat ini mengalami kebangkitan karena pelestarian permainan tradisional dikalangan anak-anak. Bentuk dari permainan lato-lato pun dari pun bermacam-macam, mulai dari bandulan yang berbagan plasti atau kayu dengan menggunakan tali sampai dengan lato-lato yang sudah dilengkapi dengan alat main yang terbuat dari plastik juga. Seiring dengan semakin viralnya permainan ini, tanpa kita sadari bahwa perkembanan zaman telah merubah fungsi dan bentuk permainan tradisional lato-lato ini. Bahkan menjadi permainan yang bias menambah daya konsentrasi dan meningkatkan keterampilan anak.

Permainan lato-lato membawa dampak yang luar biasa bagi dunia bermain anak usia dini, ada dampak positif dan dampak negative yang diberikan oleh permainan ini. Dampak positif lato-lato. Pertama, bisa mengalihkan dan mengurangi dampak kecanduan gadget yang saat ini banyak dialami anak-anak. Kedua, permainan ini bisa membantu menstimulasi kemampuan motorik anak usia dini yang memang pada usianya masih butuh untuk dikembangkan. Selain itu membantu meningkatkan fungsi koordinasi kemampuan kogniti anak dan motoric halus di tangan ketika anak berusaha memainkan hingga menimbulkan bunyi ‘etek-etek’. Munculnya sikap kompetitif atau mendorong anak untuk mecapai target dan berjuang sampai bisa memenangkan momen itu, menjadi healing sederhana bagi anak karena mampu membuat anak tertawa, merasakan senang, sedih atau kecewa jika tidak sesuai dengan target dan ini bisa membantu mengendalikan perkembangan social emosionalnya jika tujuan yang anak inginkan tercapai atau tidak serta termasuk permainan yang murah dan terjangkau. permainan lato-lato juga bisa menumbuhkan pola pikir pada anak terkait proses. Anak-anak akan memiliki pemahaman bahwa kesuksesan itu harus menempuh proses dan penekanan bahwa proses itu penting, tidak ada sukses instan, dan berlatih akan membawa hasil. Membangun konsepdiri positif juga dapat diambil manfaat dari sisi baik permainan ini, karena anak berusaha menunjukkan kemahirannya didepan teman sebaya atau orangtua dan para orang tua juga bisa memiliki ruang untuk mengapresiasi anaknya ketika menunjukkan kemahirannya dengan bermain lato-lato dan hal Ini penting bagi tumbuh kembangnya kelak.

Sebaliknya, mainan itu juga bisa berdampak negatif bagi anak apabila anak dan orangtua tidak bisa mengatur waktu bermainnya. Dampak negatif tersebut adalah jika dimainkan diusia kurang tepat atau meskipun diusia yang tepat tapi dilakukan secara berlebihan dapat menimbulkan tangan bengkak, kepala benjol jika terkena kepala, hingga tak jarang memicu pertikaian antar pemain setelahnya. Mainan lato-lato ini, jika terlalu keras memainkannya bolanya pecah maka akan berpotensi kuat menimbulkan cidera pada anak. Jika talinya putus, bolanya bisa membentur tubuh atau benda lain di sekitarnya. Permainan ini juga bias mengganggu sekitar jika diaminkan diwaktu yang tidak tepat dan mengganggu intensitas belajar jika memainkannya tanpa mengenal waktu.

Oleh karena itu bagi orang tua harus lebih mengawasi anak jika bermain lato-lato.Hal ini untuk mengantisipasi dampak negatif dan hal-hal yang tidak diinginkan Misalnya, ketika lato-lato dilombakan, harus dilakukan pada usia anak yang tepat. Karena di usia yang tepat akan mengasah emotional challenge pada diri anak. Secara teoritis, usia yang tepat untuk permainan lato-lato sebaiknya dimainkan pada usia 8 tahun ke atas. Hal ini mengacu pada teori tahap bermain anak menurut Jean Piaget, yang mengatakan bermain berdasarkan usia dan perkembangan kognitif anak yaitu Sensory Motor Play (usia 0-2 tahun), Symbolic (usia 2-7 tahun), Social Play Games With Rules (8-11 tahun), dan Games With Rules and Sport (11 tahun ke atas). Anak harus diajarkan bagaimana membagi waktu yang pas saat bermain. Jangan sampai anak melupakan aktivitas atau tugas sehari-harinya, seperti istirahat, ibadah, belajar serta jangan sampai lato-lato menjadi over stimulus yang tentu akan menjadi tidak baik bagi perkembangan anak.