“AGROMINAPOLITAN GO” : INOVASI DOSEN PGSD UMG SABET JUARA SATU LOMBA INOVASI KAB.GRESIK

Gresik Inovasi Kompetisi 2024, yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Gresik, memberikan penghargaan Juara 1 kepada Tim Lumbung Gresik. Afakhrul Masub Bakhtiar, Ketua Program Studi PGSD Universitas Muhammadiyah Gresik, memimpin tim ini bersama Muhammad Ramadhani dan Riski Ardiansyah sebagai anggota. Dalam presentasi mereka di hadapan juri, inovasi yang mereka usulkan, “Agrominapolitan Go,” berhasil memukau dengan konsep revitalisasi kearifan lokal dalam bertani, berkebun, dan beternak. Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan terhadap pangan lokal dalam kerangka ekonomi sirkular.

genofest1.jpeg (151 KB) 

Implementasi inovasi ini telah berhasil diuji coba di Desa Slempit, Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik, tepatnya di “Gubuk Slempit.” Afakhrul Masub Bakhtiar, sebagai dosen dan pemerhati kearifan lokal yang juga merupakan warga asli Desa Slempit, memang telah menunjukkan keunikan dan kreativitasnya sejak kecil. Sejak 2008, ia menginisiasi konsep laboratorium alam dan sosial sebagai wadah pembelajaran bagi generasi muda.

 genofest3.jpeg (209 KB)

Apresiasi dari Pemerintah Gresik memberikan semangat baru bagi Tim Lumbung Gresik untuk terus berinovasi dan menginspirasi generasi muda. Mereka berharap dapat menjadi bagian dari perubahan positif dalam masyarakat. Di akhir wawancara, Mas Afakh, panggilan akrab Afakhrul Masub Bakhtiar, memberikan pesan yang sangat bermakna: “Agrominapolitan ‘Go’ bukan hanya tentang menanam atau memelihara saja, tetapi juga tentang menanam harapan dan memelihara masa depan.”

 genofest4.jpeg (235 KB)

Pesan ini mengingatkan kita bahwa setiap tindakan kecil yang kita lakukan hari ini, seperti menanam tanaman atau memelihara hewan, adalah investasi untuk masa depan yang lebih baik. Dengan inovasi dan semangat menjaga kearifan lokal, kita dapat membangun kehidupan yang lebih berkelanjutan dan bermakna bagi generasi mendatang.

Selalu ingat, bahwa inovasi tidak hanya sebatas teknologi, tetapi juga bagaimana kita menjaga warisan budaya dan lingkungan kita untuk masa depan yang lebih cerah. Dengan demikian, kita tidak hanya menanam benih di tanah, tetapi juga harapan di hati setiap orang yang kita ajar dan dampingi. Mari bersama-sama memelihara masa depan kita dengan penuh harapan dan dedikasi (Humas UMG)