Hebat! Dekan Pertanian UMG Buka Rahasia Sukses Tani Perempuan di Milad ‘Aisyiyah ke-108!

Gresik – Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kabupaten Gresik bersama Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) mengadakan kegiatan penyuluhan dan pembinaan untuk Kelompok Wanita Tani ‘Aisyiyah (KWTA) di dua lokasi, yakni PCA Panceng dan PCA Dukun, pada tanggal 5 hingga 6 Juli 2025. Acara ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Milad ‘Aisyiyah ke-108 dengan mengusung tema “Memperkokoh Ketahanan Pangan Berbasis Qoryah Thoyibah Menuju Ketahanan Nasional”.

Kegiatan yang dihadiri oleh lebih dari seratus peserta ini melibatkan anggota PCA ‘Aisyiyah, 8 KWTA, serta dua kelompok wanita nelayan. Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat setempat, seperti Kepala Desa Wotan, Bapak Khusnul Muslihun, Ketua PRM Wotan Bapak Asrori, dan Ketua PCA Panceng, Ibu Lailatul Badriyah, serta Ketua KWTA Panceng, Ibu Hajjah Qurrotin.

Ketua PDA Kabupaten Gresik, Ibu Innik Hikmatin, S.Pd., M.Pd.I, dalam sambutannya menyampaikan bahwa acara ini merupakan langkah konkret untuk memperkuat ketahanan pangan keluarga berbasis qoryah thoyibah, yang dalam konsep Islam berarti desa yang baik dan diberkahi. Melalui pemberdayaan kelompok wanita tani dan nelayan ‘Aisyiyah (KWTA), PDA Gresik berharap dapat membantu rumah tangga ‘Aisyiyah untuk mandiri dalam menyediakan pangan yang sehat, halal, dan bergizi dengan memanfaatkan pekarangan rumah atau lahan kosong.

“Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan ketahanan pangan yang berbasis pada pemberdayaan perempuan melalui pemanfaatan lahan pekarangan rumah, sebagai bagian dari upaya untuk mendukung ketahanan pangan nasional,” ujar Ibu Innik Hikmatin dalam sambutannya.

Materi Penyuluhan dan Peran Penting Perempuan dalam Ketahanan Pangan
Pada kegiatan ini, pemateri utama Sugeng Darmawan, Kepala BPP Panceng dari Dinas Pertanian Kabupaten Gresik, menyampaikan pentingnya peran perempuan dalam ketahanan pangan. Menurutnya, perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam hal produksi, pengolahan, distribusi, hingga pemenuhan gizi keluarga. Sebagai pengelola utama rumah tangga, perempuan dapat berperan aktif dalam memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam berbagai tanaman pangan yang dapat mendukung ketahanan pangan keluarga.

Sugeng juga menekankan bahwa pemanfaatan pekarangan tidak hanya untuk menanam sayuran, tetapi juga dapat digunakan untuk budidaya ikan dan ternak. “Kupetik sehat di depan rumahku,” ungkapnya, menggambarkan potensi besar yang bisa dimanfaatkan oleh perempuan untuk mendukung ketahanan pangan di level rumah tangga.

Di sisi lain, Darmawati, Kepala BPP Dukun, juga memberikan pengetahuan lebih lanjut mengenai teknik-teknik pertanian yang dapat diterapkan di pekarangan rumah, seperti hidroponik dan penanaman langsung di tanah. Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat memanfaatkan lahan yang ada secara maksimal dan efisien.

Peran Perguruan Tinggi dalam Ketahanan Pangan
Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Gresik, Dr. Farikhah, SP., M.Si, dalam pemaparannya menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Selain menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, perguruan tinggi juga memiliki tanggung jawab untuk memberikan solusi berbasis riset, sekaligus menjadi jembatan antara masyarakat dan berbagai pihak terkait.

Menurut Dr. Farikhah, perguruan tinggi dapat berperan aktif dalam mengatasi tantangan ketahanan pangan dengan menghadirkan pengetahuan yang dapat diterapkan langsung di lapangan, termasuk dalam kegiatan seperti penyuluhan dan pembinaan KWTA ini.

Kolaborasi untuk Ketahanan Pangan yang Berkelanjutan
Kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari kolaborasi yang solid antara PDA Gresik, Dinas Pertanian Kabupaten Gresik, dan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Gresik. Diharapkan, dengan pemberdayaan perempuan melalui KWTA, ketahanan pangan di Kabupaten Gresik dapat terwujud, bukan hanya di tingkat rumah tangga, tetapi juga pada tingkat yang lebih luas.

Melalui berbagai teknik pertanian yang diperkenalkan, serta pemanfaatan pekarangan rumah yang efisien, perempuan diharapkan dapat menjadi pahlawan ketahanan pangan di lingkungan mereka masing-masing. Dengan demikian, ketahanan pangan keluarga dapat tercapai, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Sebagai penutup, Ibu Innik Hikmatin mengajak seluruh peserta untuk terus berinovasi dan mengembangkan keterampilan dalam bidang pertanian dan gizi. “Dengan langkah kecil yang kita lakukan bersama, kita dapat memberikan kontribusi besar untuk ketahanan pangan di masa depan,” pungkasnya.