Nilai, Malaysia – Universitas Muhammadiyah Gresik (UM Gresik) kembali menorehkan langkah strategis di kancah internasional. Bertempat di Nilai, Malaysia, UM Gresik resmi menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur, sebuah momentum penting yang menandai peran aktif kampus dalam pengabdian lintas negara.
Kerja sama ini diarahkan untuk mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya bidang pengabdian masyarakat internasional, dengan fokus utama pada peningkatan akses pendidikan bagi anak-anak pekerja migran Indonesia yang tinggal di Malaysia. Kondisi terbatasnya fasilitas pendidikan formal di negeri jiran membuat ribuan anak migran kesulitan meraih hak belajar sebagaimana mestinya.
Hadir langsung dalam penandatanganan, Duta Besar RI Kuala Lumpur Dato’ Indera Hermono memberikan apresiasi tinggi atas inisiatif UM Gresik. Dalam arahannya, ia menegaskan pentingnya sinergi antara perguruan tinggi dan perwakilan diplomatik dalam menjawab problematika pendidikan di luar negeri.
“Anak-anak pekerja migran adalah bagian tak terpisahkan dari masa depan bangsa. Mereka harus memperoleh kesempatan belajar yang sama, meskipun berada jauh dari tanah air. Melalui kerja sama ini, UM Gresik telah mengambil peran nyata untuk mengisi celah keterbatasan itu,” ungkap Hermono dengan tegas.
Usai sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi bersama Deputy Chief of Mission (DCM) dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Kuala Lumpur. Diskusi ini menggali strategi implementasi di lapangan, mulai dari kurikulum nonformal, dukungan tenaga pengajar, hingga pemanfaatan teknologi pembelajaran daring untuk menjangkau anak-anak migran di berbagai daerah Malaysia.
UM Gresik menurunkan delegasi resmi yang dipimpin oleh Wakil Rektor II, Dr. Tumirin, S.E., M.Si., serta Kepala Biro International Relations Office (IRO), Paulina, S.Pd., M.Pd. Kehadiran mereka menegaskan komitmen universitas dalam menjalankan misi pengabdian global.
Dr. Tumirin menekankan bahwa kerja sama ini bukan hanya sekadar penandatanganan formal, melainkan awal dari aksi nyata. “Kami datang untuk membawa semangat Unggul, Mandiri, Islami ke ranah internasional. UM Gresik ingin menjadi bagian dari solusi atas persoalan pendidikan anak-anak migran, sekaligus membuktikan bahwa perguruan tinggi tidak boleh berpangku tangan dalam isu kemanusiaan,” ujarnya.
Sementara itu, Paulina menambahkan bahwa kolaborasi ini akan memperkuat jejaring internasional UM Gresik. “Selain membantu anak-anak migran, kerja sama ini membuka peluang penelitian bersama, program pelatihan, hingga pertukaran pengalaman akademik yang bermanfaat bagi mahasiswa dan dosen,” jelasnya.
Program-program yang lahir dari kerja sama ini akan mencakup pendampingan belajar berbasis komunitas, pelatihan guru relawan, pengembangan kurikulum adaptif, serta pemanfaatan platform digital untuk pembelajaran jarak jauh. Harapannya, setiap anak pekerja migran Indonesia di Malaysia tetap dapat mengenyam pendidikan yang layak tanpa kehilangan identitas kebangsaan.
Bagi UM Gresik, penandatanganan PKS ini merupakan bukti nyata bahwa visi pendidikan tidak boleh dibatasi oleh sekat negara. Universitas tidak hanya bertugas mencetak lulusan unggul di dalam negeri, tetapi juga hadir di garis depan isu kemanusiaan global.
Dengan momentum 9 September 2025 ini, UM Gresik menegaskan eksistensinya sebagai kampus penggerak perubahan, membawa misi kemanusiaan yang membentang jauh melintasi batas geografis, demi masa depan anak-anak Indonesia di tanah rantau.
📌 Informasi lebih lanjut:
🌐 Website: www.umg.ac.id
📱 Instagram: @um_gresik
📺 YouTube: UM_GRESIK
Credit by Humas UM Gresik