TIM PKM-RSH UMG TELITI ANAK KOMUNITAS DI GRESIK DENGAN MENINGKATKAN FINE MOTOR SKILL

Gresik, Fine motor skill atau keterampilan motorik halus anak sangat penting untuk perkembangan anak selanjutnya. Ketika tidak pernah distimulus dengan baik, fase yang seharusnya mampu terlewati sesuai umurnya itu jadi terhambat. Orang tua, guru, dan lingkungan berperan penting dalam setiap fase yang dilalui anak. Komunitas yang jarang disorot keberadaannya, ternyata memiliki banyak dampak positif. Melansir data dari UNICEF bahwa sekitar 4,1 juta anak dan remaja tidak bersekolah akibat beragam faktor. Fakta ini membawa kearah bukti dilapangan masih banyaknya anak yang belum mampu menulis dengan baik walaupun diusia harusnya mereka bisa lebih dari itu.

psycho1.jpg (285 KB)

Tim yang beranggotakan Fatimatuz Zahra, Shinta Trisnanda Dewi, dan Rahayu Puji Lestari mengajukan proposal riset atau penelitian berbasis eksperimen yang berjudul "Teknik Modelling dan Positive Reinforcement dalam Meningkatkan Fine Motor Skill Anak pada Komunitas Taman Baca Dadali di Gresik". Tim mahasiswa S1 Psikologi UMG ini berhasil lolos dan memperoleh hibah pendanaan dalam PKM RSH 2023 yang diadakan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek).

Ima Fitri Sholichah, S.Psi., M.A, dosen pendamping tim PKM-RSH UMG dari S1 Psikologi UMG, dalam keterangannya menjelaskan bahwa ide tim mahasiswa ini berangkat dari pengalaman dalam keikutsertaannya pada komunitas, mendapatkan fakta masih banyaknya anak-anak tidak bersekolah dan memiliki kemampuan menulis yang kurang baik. Beragam faktor yang didapatkan dari obeservasi yang dilakukannya seperti ekonomi (kemiskinan), lingkungan yang kurang mendukung, bullying, dan motivasi internal. Dari fakta tersebut, tim PKM-RSH UMG ini melakukan riset dengan eksperimen untuk menemukan solusi yang tepat bagi anak-anak yang memiliki tingkat keterampilan motorik halus rendah dengan teknik modelling bermain playdough dan pemberian positive reinforcement (penguat positif) sebagai treatment.

Ima, sapaan akrab dosen psikologi UMG ini sebagai dosen pendamping tim PKM-RSH, lebih lanjut menjelaskan bahwa tim mahasiswa berusaha mencari media dari teknik modelling yang menyenangkan dan tidak berbahaya untuk kalangan anak-anak. Berangkat dari penelitian terdahulu, bahwa playdough atau yang dikenal plastisin dapat membantu meningkatkan fine motor skill anak dan dikombinasikan dengan positive reinforcement dimana yang digunakan adalah jajan, hadiah alat tulis, kata-kata motivasi dan penyemangat, sehingga anak ketika menjalani treatment akan lebih senang dan betah sehingga tidak bosan.

psycho2.jpg (336 KB)

Zahra, ketua tim PKM-RSH ini memaparkan sedikit tentang Taman Baca Dadali Gresik yang menarik perhatiannya untuk mengambil subjek dari komunitas ini. Komunitas Taman Baca Dadali Gresik yang sempat diresmikan oleh ketua forum pustakagres (Kris Aji AW) pada tahun 2016 ini begitu menarik, menyediakan buku yang bervariasi memiliki kegiatan yang beragam dan sangat bermanfaat, bukan hanya membantu anak-anak berpendidikan untuk dapat lebih membuka mata pada jendela dunia, tetapi juga untuk anak-anak tidak bersekolah. Lanjutnya, Zahra juga menjelaskan bagaimana treatment dapat dilakukan pada anak-anak yang menjadi subjek penelitiannya. Treatment dilakukan selama 8x berturut-turut pada hari jum’at dan minggu, dalam hal ini, tim nya menggunakan trainer sebagai salah satu expert dibidang treatment dengan media playdough ini, dan trainer digunakan sebagai perwujudan teknik modelling atau model yang dicontoh oleh anak-anak dalam proses treatment. Menambahkan Positive Reinforcement untuk menguatkan perilaku yang diinginkan ini berangkat dari seringnya anak masih mendapatkan feedback negatif dan punishment dari masa perkembangan anak, tidak pernah diberi apresiasi sedikitpun. Perwujudan dari positive reinforcement ini berupa pemberian reward (hadiah) seperti jajan, alat tulis, dan kalimat-kalimat positif untuk membangun semangat mereka seperti mengatakan “Good job!” pada setiap aktivitas dari indikator treatment yang dilakukan berhasil.

Melanjutkan, dari kenyataan treatment yang dilakukan saat dilapangan dan melakukan penelitian ini ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Mengingat usia subjek dari riset yang dilakukan tim PKM-RSH ini di fase aktif-aktifnya dalam perkembangan. Namun, kembali lagi pada pemberian positive reinforcement, menjadi salah satu alternatif yang dapat mengembalikan fokus anak-anak yang beralih ke hal lain disekitarnya.

Treatment yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai bahan eksperimen tim, ternyata menghasilkan keefektifan bagi anak-anak dengan tingkat fine motor skill kurang baik ini meningkat menjadi lebih baik. (Humas UMG)