Gresik - Gubernur Jawa Timur, Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si., menyampaikan sambutan pada pembukaan kegiatan Musyawarah Nasional Tarjih Muhammadiyah ke-31 yang dilaksanakan di Hall Sang Pencerah Universitas Muhammadiyah Gresik, Minggu (29/11). Selain Gubernur Jawa Timur, turut memberikan sambutan pula Ketua PWM Jawa Timur, Dr. H. Saad Ibrahim, M.A., Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, M.A., serta Ketua PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si., sekaligus membuka rangkaian kegiatan Munas Tarjih Muhammadiyah ke-31.
Dalam sambutannya Khofifah, begitu sapaan akrabnya, menyampaikan terimakasih kepada Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si., yang hadir secara daring, telah memberikan kepercayaan kepada Jawa Timur untuk menjadi tuan rumah kegiatan Munas Tarjih Muhammadiyah yang ke-31 dengan pelaksana teknis Universitas Muhammadiyah Gresik. Pihaknya menyampaikan bahwa melaksanakan kegiatan hybrid luring dan daring sudah menjadi hal yang lumrah dilakukan sejak adanya pandemi Covid-19, dan tentu dengan tetap mengikuti protokol kesehatan yang ketat.
Khofifah menyampaikan bahwa ada beberapa hal yang diharapkan untuk dibahas dalam kegiatan Munas Tarjih Muhammadiyah ke-31 ini, termasuk diantaranya terkait Halal Food Supply di Indonesia. Menurut Khofifah, berdasarkan data dari Global Population, 24% warga di dunia beragama Islam dan penduduk Islam terbesar ada di Indonesia. Namun, Halal Food Indonesia belum masuk 10 besar.
“Ada kebutuhan kita semua untuk bisa menyeiringkan antara makanan yang halal dan sumber yang digunakan juga halal, karena ini akan membentuk bagaimana karakter ketika darah dan daging yang ada dalam tubuh ini halal, subhat atau haram. Ini merupakan PR kita bersama, semoga nanti dapat menjadi perhatian dari Tim Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah dalam kegiatan Munas kali ini,” terangnya.
Selain itu, Khofifah juga berharap agar Muhammadiyah, sebagai pioneer layanan pendidikan yang bisa menggaransi pembangunan karakter bangsa, mampu menyeimbangkan peran digitalisasi dengan faktor manusia.
“Jangan apa-apa mesin, apa-apa robot, apa-apa digital IT, namun harus dimasukkan sisi human-nya, karena akhlak, karakter dan kearifan ada pada manusia,” ujarnya.
Khofifah mengungkapkan bahwa pemerintah membutuhkan banyak masukan terkait dengan hal tersebut dan kegiatan Munas Tarjih Muhammadiyah merupakan forum yang sangat strategis untuk membahas salah satu persoalan bangsa tersebut. Khofifah berharap melalui kegiatan Munas ini akan ada solusi-solusi terhadap beberapa permasalahan yang terjadi di masyarakat.
“Mudah-mudahan semua rangkaian kegiatan berjalan dengan lancar, baik dan membawa banyak manfaat yanng besar bagi umat, bangsa dan negara,” pungkasnya.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, Munas Tarjih Muhammadiyah ke-31 yang sedianya dilaksanakan secara langsung harus beralih menjadi virtual menggunakan aplikasi Zoom dikarenakan pandemi Covid-19 yang belum mereda. Kegiatan ini dilakukan di tiga titik dan Universitas Muhammadiyah Gresik menjadi salah satu titik penyelenggaraan sidang virtual tersebut. Seluruh rangkaian kegiatan sampai dengan 20 Desember nanti akan disiarkan secara langsung melalui TvMu serta kanal YouTube Universitas Muhammadiyah Gresik.
Munas Tarjih Muhammadiyah kali ini mengangkat tema “Mewujudkan Nilai-Nilai Keislaman yang Maju dan Mencerahkan”, dan beberapa isu kontemporer yang berkaitan dengan agama akan dibahas, antara lain: Fikih Zakat Kontemporer, Fikih Difabel, Fikih Agraria, Risalah Akhlak, Terminasi Hidup, Kriteria Waktu Subuh, serta Pengembangan Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah tentang Peribadatan Khusus. (Humas UMG)