BAHAGIANYA MAHASISWA ASING PAKAI SARUNG DAN UDENG, SAAT OUTING CLASS ACTIVITIES

Gresik, Gelaran Short Indonesian Culture And Language Program For Foreign Speakers Universitas Muhammadiyah Gresik yang telah dibuka dan dimulai tanggal 28 November 2022 menghadirkan banyak sekali kegiatan menarik untuk para mahasiswa asing peserta program, salah satunya adalah outing class. Selain belajar bahasa dan budaya Indonesia, peserta juga mengikuti kegiatan outing class diataranya mengunjungi pasar tradisional, dan mengunjungi bangunan bersejarah di Kota Gresik yakni Kampung Kemasan dan Kompleks bangunan rumah bersejarah di Gajah Mungkur untuk melihat sejarah tentang Batik Khas Gresik serta Filosofi dari beberapa simbol simbol kota Gresik, batik dan sejaranya. Berkendara dengan menggunakan angkot, Biro IRO ingin mengenalkan sarana transportasi umum yang masih digunakan oleh masyarakat Gresik hingga kini.

Kegiatan Outing Class yang pertama yakni mengunjungi Kompleks bangunan rumah bersejarah di Gajah Mungkur (30/11). Di sana mahasiswa asing banyak belajar tentang sejarah, kebudayaan kota Gresik, diantaranya Filosofi gambar yang ada di kain batik Gresik, seperti damar kurung, pudak, ikan bandeng dan lain sebagainya. Salah satu peserta Tran Thi Khanh Vi dari Vietnam mencoba pertama kali melilitkan kain batik sebagai sarung dan menggunakan udeng sebagai penutup kepala, karena terlihat menarik akhirnya semua peserta berkeinginan untuk menggunakan sarung batik dan udeng untuk yang laki laki.

OC3.jpeg (60 KB)

Khoiriri bercerita bahwa bangunan rumah gajah mungkur dibangun oleh H Djaelani putra keempat dari H Oemar Bin Ahmad. Banguan Rumah Gajah mungkur, di jalan nyai ageng arem arem ini sangat kental dengan gaya kolonial, didirikan pada tahun 1896 (ditempati pada 1902) hingga kini masih seperti aslinya. Pada peserta beliau juga menjelaskan filosofi tentang gajah di halaman rumah ini yang menghadap ke rumah dan membelakangi jalan raya, sehingga disebut gajah mungkur, atau istilahnya membelakangi jalan.

Beliau menceritakan kembali tentang bangunan bahwa Rumah Gajah Mungkur ini mempunyai kesan pesona heritage yang masih sangat kental. Selain ke Rumah Gajah Mungkur, peserta juga mengunjungi Kampung Kemasan dan disana beliau disambut oleh pemilik rumah tengah di kampung kemasan. Dengan lirih pemilik rumah menuturkan kepada peserta bahwa daerah Kampung Kemasan memiliki bangunan BerKhas Eropa dan Cina. Khas Eropa bisa dilihat pada pilar-pilar penyangga atapnya, jendela dan pintu relatif besar. Sedangkan Khas Cina dapat dilihat pada atap dan pemakaian warna dominan merah.

OC2.jpeg (47 KB)

Para mahasiswa asing di ajak kembali mengenang masa lalu kota Gresik dengan melihat foto foto dan buku buku tentang sejara perdagangan dan pelayaran kota Gresik. Nama Kemasan ini bermula pada keberadaan seorang perajin emas bernama Bak Liong. Kualitas hasil kerajinan Bak Liong yang bagus, membuat banyak orang memesan perhiasan kepadanya. Hal itu membuat seiring waktu kampung tempat perajin emas itu tinggal disebut Kampung Kemasan.

Setelah dari kampung kemasan, mahasiswa juga diajak belanja bahan bahan untuk membuat rujak petis khas jawa timur. Mulai dari bawang putih, buah buahan, sayur, petis hingga kacang, semua dibeli oleh mahasiswa saat tiba di pasar Gresik. Berbekal cacatan dari mentor, mahasiswa asing membacakan bahan bahan yang telah dicatat dan menanyakan kepada penjual mulai dari harga hingga banyaknya bahan yang akan dibeli.

OC1.jpeg (56 KB)

Dengan kegiatan Outing class ini, Kepala Biro IRO UMG, Paulina SP.d M.Pd berharap bisa mengenalkan budaya kota Gresik dan mahasiswa bisa praktek berbahasa Indonesia secara langsung serta berbaur dengan masyarakat. Salah satu tujuan yang paling utama adalah mempromosikan kegiatan yang ada di UMG kepada masyarakat Gresik dan secara tidak langsung menyampaikan bahwa UMG berkembang bukan hanya terkenal di level nasional namun juga Internasional (HUMAS UMG)