Tenggor – Inovasi anak muda kembali membuktikan perannya dalam menggerakkan ekonomi desa. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Program Studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Gresik menjalankan program pemberdayaan ekonomi di Desa Tenggor melalui budidaya lele metode bioflok.
Program ini dirancang untuk mengoptimalkan potensi desa sekaligus membekali warga dengan keterampilan praktis yang mampu meningkatkan pendapatan keluarga.
Ketua kelompok KKN, Iskandar, mengungkapkan alasan pemilihan metode bioflok.
“Dengan teknologi bioflok, kualitas air tetap terjaga, kebutuhan pakan berkurang, dan padat tebar bisa lebih tinggi. Hal ini berarti hasil panen akan lebih banyak dengan biaya operasional yang lebih rendah,” jelasnya, Kamis (14/8/2025).
Kegiatan dimulai dari survei lingkungan dan potensi perikanan desa, dilanjutkan sosialisasi konsep bioflok—mulai dari manfaat, teknis penerapan, hingga langkah-langkah pembuatan kolam terpal, pemasangan sistem aerasi, penggunaan probiotik dan molase, serta pemantauan kualitas air dan pemberian pakan.
Pembangunan kolam dilakukan secara gotong royong antara mahasiswa dan warga. Kolam berdiameter tiga meter ditempatkan di lokasi yang mudah diakses, dilengkapi aerator 24 jam untuk menjaga suplai oksigen. Setelah sistem siap, benih lele sehat ukuran 7–9 cm ditebar, disertai panduan perawatan harian yang sederhana dan aplikatif.
Kepala Desa Tenggor, Kowiyanto, memberikan apresiasi tinggi.
“Program ini bukan hanya memberikan keterampilan baru, tetapi juga membuka peluang usaha berkelanjutan. Selain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, hasil panen bisa dipasarkan ke desa-desa sekitar,” ujarnya.
Selain fokus pada teknis budidaya, mahasiswa KKN juga membimbing warga dalam manajemen usaha: menghitung biaya produksi, menentukan harga jual, dan memanfaatkan media sosial untuk promosi.
Panen perdana ditargetkan berlangsung dalam tiga bulan. Jika hasil sesuai target, program akan diperluas ke lebih banyak rumah tangga di desa. Dengan dukungan pemerintah desa dan antusiasme warga, budidaya lele bioflok diyakini mampu menjadi motor penggerak ekonomi desa yang mandiri dan berdaya saing.
“Kami percaya, perubahan besar di desa berawal dari langkah kecil yang dilakukan bersama. Budidaya lele bioflok ini adalah bukti bahwa inovasi dan kerja sama bisa menciptakan peluang ekonomi baru,” tutup Iskandar.
📌 Informasi lebih lanjut:
🌐 Website: www.umg.ac.id
📱 Instagram: @um_gresik
📺 YouTube: Unmuhgresikofficial
Credit by Humas UMG