PROF MANABU SATO: TUGAS GURU MASA KINI “RANCANG, KOORDINASI, DAN REFLEKSI PEMBELAJARAN”

Gresik, masih dalam gelaran The ICLS 14th dan ICLIm 4th hari kedua (09/09), bertempat di Hall Sang Pencerah Lnt 8 Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), Prof. Manabu Sato P. hD, pakar Lesson Study dari University of Tokyo Jepang yang hadir di tengah 703 peserta luring dan daring, mengawali presentasinya dengan pembelajaran yang terjadi saat pandemi di seluruh dunia. Dibantu oleh moderator Arif Hidayat, PhD Ed. (Center of Excellence for Lesson and Learning Studies), beliau menyampaikan saat penutupan sekolah berkepanjangan selama 64 minggu di Indonesia menyebabkan peningkatan jumlah anak anak yang tidak bersekolah dari tahun 2019 hingga 2022, sekitar 2% menjadi 7%. Hal tersebut, menurut beliau menjadi era kehilangan pembelajaran.

“Kehilangan pembelajaran dihitung dengan tiga cara: “lupa” dan “hilang” pada saat penutupan sekolah, dan “kerugian di masa depan” karena tingkat kumulatif peningkatan pembelajaran lebih rendah setelah pembukaan sekolah dibandingkan sebelum penutupan” tuturnya.

Di Jepang sendiri, lanjut beliau, pandemi ini mengakibatkan isolasi anak-anak karena belajar pembatasan, peningkatan tajam kecanduan internet dan permainan komputer, dan peningkatan drastis penolakan sekolah (dropping out), hampir tiga kali lebih banyak dibandingkan sebelum pandemi di Jepang.

manabu1.jpeg (119 KB)

“Tugas guru masa kini ada tiga merancang pembelajaran + koordinasi pembelajaran + refleksi pembelajaran. Kegiatan utama guru masa kini bukanlah “mengajar”, ​​tetapi “merancang kegiatan pembelajaran”, “koordinasi inkuiri kolaboratif” dan “refleksi pembelajaran”. Dengan demikian, “desain”, “koordinasi”, dan “refleksi” merupakan tiga kunci kompetensi profesional guru saat ini” ujarnya

Menurut beliau, “Inkuiri” dan “kolaborasi” adalah dua fitur inti pembelajaran dalam gaya abad ke-21. Inkuiri tidak dapat terjadi tanpa kolaborasi, sedangkan berpikir seseorang mampu melakukannya sendiri. Di sisi lain, kolaborasi tanpa inkuiri tidak ada artinya di kelas. Dengan kata lain, inkuiri dan kolaborasi secara intrinsik dipadukan dalam pembelajaran. Pembelajaran kolaboratif mengandalkan teori “pedagogi mendengarkan”.

“Tujuan dari guru mengikuti beberapa seminar tentang Lesson Study adalah karena Guru tidak bisa belajar dan berkembang sendirian. Ia membutuhkan rekanan, rekanan dan mentor komunitas profesional untuk perkembangannya. Jika komunitas guru profesional mempunyai jaringan, hal ini akan memfasilitasi pembelajaran profesional di luar batas sekolah, wilayah, dan negara. Dimana “Inovasi” dan “jaringan” adalah dua kunci reformasi sekolah saat ini” jelasnya.

manabu2.jpeg (120 KB)

Pada kesimpulan akhir materi beliau menuturkan pada para peserta yang mayoritas terdiri dari guru, akademisi hingga pakar lesson study di daerah, bahwa Pandemi tidak akan mengembalikan masyarakat seperti semula. Dunia dan masyarakat akan berubah secara drastis. Dibutuhkan masyarakat baru (komunitas berbagi kepedulian dan belajar), sekolah baru, dan ruang kelas baru.

”Kunci inovasi pembelajaran adalah “hubungan mendengarkan, pembicaraan eksplorasi, “belajar sambil melompat” dan “pembelajaran autentik”. Penting untuk mengembangkan “komunitas yang peduli” dan lebih jauh lagi mendorong inkuiri melalui pembelajaran kolaboratif untuk mencapai “pembelajaran autentik” pungkasnya

Selain memberikan study kasus, beliau juga memutarkan video tentang proses pembelajaran di jepang serta bagaimana cara untuk menemukan formula formula baru dalam meningkatkan performa guru dalam memberikan pelajaran pada siswa.

Hingga akhir presentasi beliau, satu peserta pun nampak tidak ada yang beranjak dari tempat duduk mereka, dan aktif dengan melakukan diskusi serta tanya jawab dengan Prof. Manabu Sato, Ph. D, hal ini menandakan bahwa para pendidik terutama di Kabupaten Gresik membutuhkan penyegaran dan pencerahan dari para pakar untuk terus menyalakan semangat dari diri para pengajar.

manabu3.jpeg (126 KB)

Salah satu pengajar dari SD Muhammadiyah Manyar, Drs Fadholi yang mengikuti kegiatan tersebut mengaku sangat senang dan tercerahkan dengan materi materi yang disampaikan olen para pemateri pada The ICLS 14th dan ICLIm 4th di Universitas Muhammadiyah Gresik.

Selain Prof Manabu Sato juga ada 10 pakar lain dari 9 negara, diantaranya: Dr Peter Dudley (University of Cambridge, UK), Dr Eisuke Saito (Monash University, Australia), serta Dr. Choy Ban Heng (Nanyang Technology University, Singapore). Sedangkan Plenary Speaker diantaranya adalah, Sumar Hendayana, Ph.D. (President ALSI/Asosiasi Lesson Study Indonesia), Arif Hidayat, PhD Ed. (Center of Excellence for Lesson and Learning Studies, Universitas Pendidikan Indonesia), Prof. Dr Khoirul Anwar, S.Pd., M.Pd. (Universitas Muhammadiyah Gresik, Indonesia), Dr. Li Jia (Chongqing Normal University, China), Dr. Zanaton Hj. Iksan (Universiti Kebangsaan Malaysia), Erlina Ronda, Ph.D. (University of the Phillipines) (HUMAS UMG)