Gresik, Dalam rangka semarak perhelatan akbar Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke 48, Universitas Muhammadiyah Gresik menyelenggarakan Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke 48 dengan tajuk Kepemimpinan dalam Islam dan Relevansinya untuk Muhammadiyah di Hall Sang Pencerah Lnt 8, UMG (10/11). Hadir sebagai narasumber seminar Ketua Umum PP Muhammadiyah Periode 2005-2015, Prof. Dr. Din Syamsudin M.A, serta Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur Dr. KH. Saad Ibrahim M.A. Bukan hanya Prof Din dan KH Saad, turut hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah and Aisyiyah Kabupaten Gresik, Ketua Cabang Muhammadiyah dan Aisyiyah se Kabupaten Gresik, serta Abdul Basith Perwakilan (Asian Moslem Charity Foundation), Ketua Organisasi Otonom Muhammadiyah, serta Badan Pengurus Harian (BPH) Universitas Muhamamdiyah Gresik.
Rektor UMG, Nadhirotul Laily S.Psi, M.Psi Psikolog, menyampaikan dalam sambutannya bahwa ada 4 prinsip kepemimpinan di Muhammadiyah, Kepemimpinan adalah ibadah, kolektif kolegium (kebersamaan), tidak meminta dan mengajukan diri, serta tidak boleh lari jila diberi amanah.
“Kami berharap khususnya civitas akademik, bisa mengambil manfaat dan pelajaran dari 4 prinsip kepemimpinan dalam muhammadiyah. Karena kita semuanya disiapkan untuk menjadi pemimpin” tuturnya.
Sambutan BPH Universitas Muhammadiyah Gresik, Prof. Dr Biyanto, M. Ag, menuturkan bahwa Kampus UMG ini merupakan kampus yang berada di peringkat menengah dan merupakan salah satu kampus ternama di Jawa Timur. Beliau berharap dengan ikhtiar yang terus dilakukan, salah satunya adalah mengundang totoh tokoh besar Muhammadiyah, dapat di support oleh seluruh civitas dan jajaran pimpinan. Beliau berharap mudah mudahan Universitas Muhammadiyah Gresik bisa menjadi kampus kelas atas di Indonesia.
“Ini adalah takdir dan jalan yang harus dilalui oleh UMG. Ditinggalkan oleh sosok pimpina setelah satu tahun menjabat” ucap beliau seraya mengenang kepergian Dr Eko Budi Leksono, SE, M.Si.
“Topik yang sedang hangat diperbincangkan saat ini adalah tentang kepemimpinan yakni pemilihan presiden 2024 dan muktamar minggu depan. Salah satu ikhtiar dari kita masih ada di kelas menengah jadi selalu mengundang tokoh tokoh besar untuk bisa mengenalkan UMG mulai dari Pucuk Pimpinan Muhammadiyah Prof Haedar Nashir hingga Prof Din Syamsudin pada hari ini” ujar beliau.
Sambutan sekaligus pembuka Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, Nur Cholis Huda. Muktamar ke 48 Muhamammadiyah dan Aisyiyah menjadi Risalah Islam berkemajuan, isu isu terkait, serta pemilihan pimpinan Muhammadiyah. Sangat istimewa dan semaraknya terasa hingga di seluruh Indonesia karena Muktamar ke 48 ini, merupakan kali ini merupakan muktamar dilaksanakan setelah pandemi Covid-19.
“Di Muhammdiyah tidak ada muktamar yang gegeran, semuanya damai dan tertib. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah mempunyai kriteria dalam memilih pimpinan, yaitu : Bener, Pinter, Seger (tidak memilih yang sakit-sakitan), Kober (menyisihkan waktu untuk mengurus majelis, yang terakhir banter (cepat dalam mengambil kebijakan kebijakan strategis). Itulah beberapa kriteria dalam memilih pemimpin yang baik” ucap beliau.
Seminar Pra Muktamar yang bertajuk Kepemimpinan Dalam Islam dan Relevansinya Untuk Muhammadiyah, dipandu oleh Suwarno, SE, M.Si, Wakil Rektor III UMG. Pada awal paparannya Dr. KH. Saad Ibrahim M.A, Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur, menuturkan bahwa jabatan mengiringi kekuasaan sehingga harus digunakan dan bertanggung jawab dengan sebaik baiknya. Sebuah negara tidak akan maju apabila pemimpin tidak melakukan inovasi. Untuk itu dibutuhkan pimpinan yang mampu mempimpin, dan membawa negara menjadi negara yang aman.
“Sebuah negara yang aman memiliki kriteria salah satunya adalah dipimpin oleh mempimpin yang peduli, terjamin keamanannya, terciptanya kesejahteraan masyarakat, negara yang aman berikutnya adalah negara yang masyarakat nya mempunyai harapan dan proyeksi proyeksi ke depan yang dapat di implementasikan oleh semua elemen” tuturnya
Prof. Dr. Din Syamsudin M.A, Ketua Umum PP Muhammadiyah Periode 2005-2015, menuturkan saat mengawali seminarnya, bahwa harus mampu menciptakan mampu masyarakat yang utama dan islam yang sebenar benarnya. 4 kriteria pemimpin menurut Ketua PP Muhamamdiyah periode 2005-2015, yakni mempunyai pemahaman al islam dan kemuhammadiyahan, meyakni bahwa muhammadiyah adalah sebuah gerakan yang visioner, solidarity, dan selalu berbuat dan menyerukan amar makruf nahi mungkar. Masyarakat yang mempunyai keutamaan dan baik buruknya Organisasi sangat tergantung pada pimpinannya. Salah satu tipe Kepemimpinan yang banyak akhir akhir ini adalah pemimpin profetik, dimana pemimpin yang profetik adalah pemimpin yang selalu menyampaikan hal hal baru dan membawa perubahan.
“Kepemimpinan profetik adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain mencapai tujuan sebagaimana para nabi dan rosul lakukan. Pemimpin itu harus visioner, serta memiliki kemampuan untuk membaca, mentafsirkan hingga mengimplementasikan sumber Al Islam dan Kemuhammdiyahan” pesan beliau (HUMAS UMG)