Kuliah Jaman NOW ala UMG Bersama Kang Yoto

Gresik - Sabtu (04/04) Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) kembali mengadakan kegiatan kuliah umum online yang disebut sebagai Kuliah Jaman NOW (Nang Omah Wae) ala UMG. Kegiatan perkuliahan kali ini kembali menghadirkan Kang Yoto sebagai pembicara. Kang Yoto yang merupakan Bupati Bojonegoro tahun 2008-2018 ini membawakan perkuliahan dengan topik “Menundukkan Ketidakpastian”. Dalam kuliah kali ini, sebanyak hampir 100 peserta mendaftar dan mengikuti secara daring.

Dalam materinya Kang Yoto menggaris bawahi perihal dunia yang kini menjadi berbeda dari yang sebelumnya.

Kuliah_with_suyoto.jpg (43 KB)

“Perjalanan kita ke depan dihadapkan pada situasi VUCA. Dunia masa kini berubah dari yang stabil menjadi volatile, dari yang pasti menjadi tidak pasti (uncertain), dari yang simpel menjadi complex atau rumit, dan dari jelas menjadi tidak jelas (ambiguous),” sebutnya.

Kang Yoto menambahkan bahwa untuk menghadapi keadaan yang terus berubah ini mengharuskan kita untuk berubah juga mengikuti apa yang telah dihadapkan pada kita.

“Kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang bisa kita ambil dalam menghadapi keadaan ini. Namun ada beberapa pilihan yang tidak tepat yakni terpaku pada kebiasaan lama serta cenderung menyangkal, tidak merasakan, tidak peduli,” tambahnya.

Kuliah_with_suyoto_1.jpg (55 KB)

Menurut Kang Yoto, salah satu yang harus dilakukan adalah dengan membuat kebiasaan-kebiasaan baru dan disiplin baru, seperti cara orang mendengar. Yang biasa terjadi adalah orang hanya ingin mendengar apa-apa yang ingin mereka dengar. Saat ini harus mulai diubah dengan membiasakan mendengar dari luar sehingga yang akan banyak ilmu yang baru. Dijelaskan juga bahwa dalam situasi VUCA ini harus pula dilawan dengan VUCA.

“Yang perlu kita lakukan adalah buka pikiran, buka hati dan buka tekad. Kita membutuhkan pemikiran strategis yang kini menjadi sebuah keharusan, serta kepemimpinan yang VUCA (vision, understanding complexity, clarity dan agility)” terangnya.

Pun dalam dunia pendidikan, banyak sekali tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah banyaknya open online courses yang nantinya akan menjadi saingan pembelajaran secara konvensional sebagai hasil dari dunia yang terus berubah.

“Kita juga harus mulai melihat mana program studi yang mampu menggabungkan kegiatan perkuliahan massive online dan non-online. Kita harus memberikan pengalaman baru kepada mahasiswa dan calon mahasiswa,” tambahnya.

Kang Yoto mengingatkan bahwa dengan adanya perubahan, yang harus dilakukan bukan hanya reacting namun juga reframing, termasuk dalam dunia pendidikan, harus ada metode-metode baru yang digunakan untuk dapat terus menjawab tantangan jaman.


“We need to adjust ourselves, we have to open our mind, our heart and our will. Kuncinya adalah kita harus bekerja bersama-sama untuk menaklukkan keadaan kita saat ini,” tandasnya. (Humas UMG)