Gresik, Hall Sang Pencerah Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) menjadi saksi diselenggarakannya Rembuk Kader Sang Surya dalam rangka mengawali rangkaian perhelatan Musyawarah Wilayah (Musywil) ke 16 Muhammadiyah Jawa Timur yang akan digelar pada 24-25 Desember 2022 di Kota Ponorogo. Permusyawaratan ini tidak hanya sekedar sebagai ritual lima tahuan untuk menghasilkan pimpinan dan program yang bersifat rutinitas dan formalitas, namun merupakan forum tertinggi tingkat provinsi di Muhammadiyah ini diharapkan mampu menghasilkan kepitusan organisasi yang strategis dan menjawab tantangan persyarikatan di masa yang akan datang.
Kegiatan Rembuk Kader Sang Surya di UMG yang digagas oleh eksponen AMM di Jawa Timur tersebut, ingin menghasilkan sebuah sinergi bersama, yakni kebutuhan timbal balik dalam proses regenerasi yang harmonis dan berkesinambungan. Salah satu prinsip sinergi yang harmonis dan berkesinambungan, serta dapat memberikan kontribusi penting dalam penyelenggarakan Muswil Muhamamdiyah Jawa Timur ke 16 di Ponorogo.
Tujuan Rembuk Kader Sang Surya ini adalah sebagai forum silaturrahmi pimpinan persyarikatan dengan kader kader dari berbagai kalangan serta mampu memberikan usulan dan gagasan pemikiran yang konstruktif bagi upaya pelibatan kader Muhamamdiyah dalam agenda Muswil ke 16 di Ponorogo. Diharapkan nantinya akan muncul figur figus strategis dan pemahanan pemikiran yang memperhatikan kesinambungan persyarikatan dengan angkatan mudanya.
Dalam kegiata tersebut hadir Wakil Ketua pimpinan Milayah Muhammadiyah Jawa Timur Dr. dr Sukadiono MM hadir dalam Rembuk Kader Sang Surya Jawa Timur yang bertajuk “Menggagas Sumbangsih AMM untuk Kemajuan Muhamamdiyah Jawa Timur di Hal Sang Pencerah UMG, pada Sabtu (10/12). Sukadiono menyampaikan dalam sambutannya bahwa ada 5 indikator sukses dalam kepemimpinan berdasarkan dari buku “Tumbuh dengan Karakter”
Pertama yakni Perubahan (change), dimana pada persyarikatan tentu 13 orang tersebut adalah pimpinan. Pemimpin yang dikatakan mempunyai misi visioner adalah yang mampu mengalami perbahan. Yang kedua, menurut beliau adalah Mimpi (dream), dimana pemimpin yang mempunyai cita cita tinggi yang dimulai dari mimpi. “PWM yang akan datang harus melanjutkan beli Gereja yang sudah direncanakan pada periode ini untuk mrnunjukan implementasi dari mimpi yang besar” tuturnya
“Ketiga adalah empowering. Pimpinan harus bisa memberdayakan orang orang yang di pimpin dengan menerapkan kolektif kolegial dan indikator empowering. Kalau tidak memberdayakan, maka sebagai pimpinan jadi tidak bagus” ucapnya.
Keempat menurut Rektor UM Surabaya ini adalah Model (uswah atau contoh), dimana beliau menghimbau bahwa mengatakan sesuatu yang tidak kita kerjakan. Serta yang kelima adalah Cinta (Love), dimana mendengarkan masalah apa yang jadi keluhan dari orang orang yang kita pimpin serta penting dalam mendengarkan aspirasi.
Beliau kembali menegaskan bahwa ada cara mendekati setiap ortom dengan karakter masing masing. Setiap pimpinan AUM harus menanamkan Al Islam dan kemuhamamdiyahan kepada seluruh karyawan, guru dan dosen hingga pegawai rumah sakit yang di pimpin, karena disitulah proses pengkaderan dimulai (HUMAS UMG)